1.

Rabu, 05 Maret 2014

Mengenal Lebih Dalam Mengenai Sawo Manila


    Sawo manila (Manilkara zapota) adalah pohon buah yang berumur panjang. Pohon dan buahnya dikenal dengan beberapa nama seperti sawo (Ind., Jw.), sauh atau sauh manila, atau ciku (Mly.).
Nama-namanya dalam berbagai bahasa: tsiko (Filipina), ciku (Malaysia), chikoo atau sapota (India), sofeda (Bangladesh), xa pô chê atau hồng xiêmrata-mi (Sri Lanka), lamoot (ละมุด) di Thailand, Laos dan Kamboja, níspero (Venezuela), sugardilly (Kep. Bahama), naseberry (Hindia Barat), sapote (Nicaragua), sapoti (Brasil), sapotillier (bahasa Perancis) dan sapodilla (Vietnam), (bahasa Inggris).

     Pohon yang besar dan rindang, dapat tumbuh hingga setinggi 30-40 m. Bercabang rendah, batang sawo manila berkulit kasar abu-abu kehitaman sampai coklat tua. Seluruh bagiannya mengandung lateks, getah berwarna putih susu yang kental.

      Daun tunggal, terletak berseling, sering mengumpul pada ujung ranting. Helai daun bertepi rata, sedikit berbulu, hijau tua mengkilap, bentuk bundar-telur jorong sampai agak lanset, 1,5-7 x 3,5-15 cm, pangkal dan ujungnya bentuk baji, bertangkai 1-3,5 cm, tulang daun utama menonjol di sisi sebelah bawah.
Bunga-bunga tunggal terletak di ketiak daun dekat ujung ranting, bertangkai 1-2 cm, kerapkali menggantung, diameter bunga s/d 1,5 cm, sisi luarnya berbulu kecoklatan, berbilangan 6. Kelopak biasanya tersusun dalam dua lingkaran; mahkota bentuk genta, putih, berbagi sampai setengah panjang tabung.
      Buah buni bertangkai pendek, bulat, bulat telur atau jorong, 3-6 x 3-8 cm, coklat kemerahan sampai kekuningan di luarnya dengan sisik-sisik kasar coklat yang mudah mengelupas, sering dengan sisa tangkai putik yang mengering di ujungnya. Berkulit tipis, dengan daging buah yang lembut dan kadang-kadang memasir, coklat kemerahan sampai kekuningan, manis dan mengandung banyak sari buah. Berbiji sampai 12 butir, namun kebanyakan kurang dari 6, lonjong pipih, hitam atau kecoklatan mengkilap, panjang lk. 2 cm, keping biji berwarna putih lilin. Tumbuhan ini dapat diperbanyak dengan biji ataupun cangkok.

Kegunaan

      Sawo manila merupakan buah yang sangat populer di Asia Tenggara. Wilayah ini adalah produsen dan sekaligus konsumen utama buah ini di dunia. Sawo disukai terutama karena rasanya yang manis dan daging buahnya yang lembut.

      Kebanyakan buah sawo manila dimakan dalam keadaan segar sebagai buah meja. Akan tetapi sawo dapat pula diolah menjadi serbat (sherbet), dicampurkan ke dalam es krim, atau dijadikan selai. Sari buah sawo dapat dipekatkan menjadi sirup, atau difermentasi menjadi anggur atau cuka. Getahnya dapat dijadikan lem ataupun pernis.

     Getah pohon sawo disadap di Amerika, dikentalkan menjadi chicle yang merupakan bahan permen karet alami. Getah ini juga diolah menjadi aneka bahan baku industri sebagai pengganti getah perca dan bahan penambal gigi.
Kayu sawo berkualitas bagus, tergolong kayu keras dan berat, dengan tekstur halus dan pola warna yang menarik.
Kayu ini terutama disukai sebagai bahan perabot dan ukir-ukiran, termasuk untuk pembuatan patung, karena sifatnya yang mudah dikerjakan dan mudah dipelitur dengan hasil yang baik. Kayu sawo memiliki keawetan yang baik, tahan terhadap serangan jamur dan serangga. Kayu ini juga merupakan favorit anak-anak di Jawa untuk membuat gasing.

     Kulit kayunya menghasilkan tanin, yang secara tradisional digunakan nelayan sebagai bahan pencelup (ubar) layar dan alat pancing. Beberapa bagian pohon sawo juga digunakan sebagai bahan obat tradisional untuk mengatasi diare (tanin yang terkandung pada kulit batang), demam (tanin dan biji), dan bahan bedak untuk memulihkan tubuh sehabis bersalin (bunga). Menurut penelitian yang dikutip Setiawan Dalimartha bahwa secara in vitro, ekstrak daun sawo manila dengan kadar 0,5%, 1%, dan 2% dapat meningkatkan kelarutan batu ginjal dan garam kalsium lainnya. Diketahui juga, bahwa daya larut ekstrak metanol lebih besar daripada ekstrak air.

Ekologi dan pemanenan

     Sawo manila banyak ditanam di daerah dataran rendah, meski dapat tumbuh dengan baik hingga ketinggian sekitar 2500 mdpl. Dapat tumbuh di ketinggian 300 mdpl. Pohon sawo tahan terhadap kekeringan, salinitas yang agak tinggi, dan tiupan angin keras. Tanah yang paling cocok adalah tanah lempung berpasir yang subur dan berpengairan baik.

     Sawo dapat berbunga dan berbuah sepanjang tahun, akan tetapi pada umumnya terdapat satu atau dua musim berbuah puncak. Di Thailand, musim puncak ini berkisar antara bulan September hingga Desember, sedangkan di Filipina antara Desember – Februari.
Di India, buah akan matang pada umur sekitar 29 minggu. Buah ini biasanya dipanen dengan hati-hati dari tangkainya, ditaruh di atas tanah atau direndam air agar getahnya habis keluar, lalu dicuci dan digosok kulitnya untuk membuang sisik-sisik di bagian luar.
Buah yang baru dipetik itu masih keras, dan perlu disimpan 3-7 hari agar menjadi masak dan lunak, sehingga enak dimakan. Buah yang diperdagangkan biasanya masak dalam perjalanannya ke pasar atau sampai ke pembeli. Penyimpanan dalam suhu rendah dapat memperpanjang masa simpan buah sawo.

  Asal-usul dan penyebaran

     Tanaman ini diperkirakan berasal dari Amerika tropis -seperti Guatemala, Meksiko, dan Hindia Barat- dan di Jawa, tumbuhan ini bisa didapati di dataran rendah. Para penjajah bangsa Spanyol membawanya dari Meksiko ke Filipina, dan kemungkinan dari sana menyebar ke Asia Tenggara.
Kini sawo manila telah ditanam di banyak daerah tropis di dunia. Koleksi plasma nutfah sawo manila terdapat di Los Banos (Filipina), Queensland (Australia), India, Kuba, Brasil, Kosta Rika, Florida dan Hawaii (Amerika Serikat) dan beberapa negara lain.



Demikian artikel dari saya mengenai Buah Sawo Manila, semoga bermanfaat..
Jangan lupa mampir lagi ya gann..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar